Selasa, 15 Desember 2015


BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Semakin berkembangnya kemajuan teknologi dan kehidupan sosial di masyarakat dapat menimbulkan berbagai masalah di berbagai bidang. Kemajuan teknologi  dan kehidupan sosial berdampak dalam hal Penduduk, Masyarakat dan Kebudayaan.
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau dan memiliki berbagai macam suku bangsa, bahasa, adat istiadat atau yang sering kita sebut kebudayaan. Keanekaragaman budaya yang terdapat di Indonesia merupakan suatu bukti bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya. Tidak bisa kita pungkiri, bahwa kebudayaan daerah merupakan faktor utama berdirinya kebudayaan yang lebih global, yang biasa kita sebut dengan kebudayaan nasional. Maka atas dasar itulah segala bentuk kebudayaan daerah akan sangat berpengaruk terhadap budaya nasional, begitu pula sebaliknya kebudayaan nasional yang bersumber dari kebudayaan daerah, akan sangat berpegaruh pula terhadap kebudayaan daerah atau kebudayaan lokal.
Kebudayaan merupakan suatau kekayaan yang sangat benilai karena selain merupakan ciri khas dari suatu daerah juga mejadi lambang dari kepribadian suatu bangsa atau daerah. Karena kebudayaan merupakan kekayaan serta ciri khas suatu daerah, maka menjaga, memelihara dan melestarikan budaya merupakan kewajiban dari setiap individu, dengan kata lain kebudayaan merupakan kekayaan yang harus dijaga dan dilestarikan oleh setiap suku bangsa.



1.2    Rumusan Masalah
Ø  Apa yang dimaksud dengan penduduk ?
Ø  Apa yang dimaksud deng masyarakat ?
Ø  Apa yang dimaksud deng kebudayaan ?

1.3    Tujuan
Ø  Tujuan  dari menulis makalah ini adalah memberikan wawasan baru terhadap  penulis khususnya dan pembaca yang membaca karya ilmiah ini umumnya.
Ø  Agar lebih mengetahui definisi pengertian Penduduk, Masyarakat Dan Kebudayaan.
Ø  Agar dapat mempertahankan kebudaya nasional indonesia agar tidak direbut bangsa lain.
Ø  Makalah ini ditulis untuk memenuhi  salah satu syarat dalam mengikuti mata kuliah dan tugas Ilmu Sosial Dasar.

 1.4   Manfaat
Ø  Saya biasa tahu apa penduduk
Ø  Saya bisa tahu apa yang dimaksud dengan masyarakat
Ø  Saya bisa tahu apa yang dimaksud kebudayaan










BAB II
PEMBAHASAN

  2.1     Pengertian

            Penduduk suatu Negara atau daerah bisa didefinisikan menjadi dua, yaitu: orang yang tinggal di daerah tersebut dan orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut. Dalam sosiologi penduduk ialah kumpulan manusia yang menempati wilayah geografis dan ruang tertentu [1]. Sedangkan kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari kata budhi yang berarti budi atau akal. Kebudayaan diartikan sebagai “hal – hal yang bersangkutan dengan budi atau akal”. Adapun istilah culture yang merupakan istilah bahasa asing yang sama artinya dengan kebudayaan berasal dari bahasa latin colere, artinya mengolah atau menyertakan. Kemudian diartikan sebagai daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam.
Selanjutnya seorang antropologi : EB. Taylor (1871), memberikan definisi mengenai kebudayaan, yaitu kompleks yang mencangkup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum adat istiadat dan lain-lain. Kemampuan - kemampuan serta kebiasaan – kebiasaan yang di dapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat[2].

  2.2     Pertumbuhan Penduduk dan Migrasi

a.       Masalah Penduduk Dunia
Pada prinsip pertambahan penduduk dunia yang meningkat sedemikian cepat merupakan ancaman bagi kehidupan umat manusia itu sendiri. Walaupun percepatan pertambahan penduduk di setiap negara di dunia satu sama lain berbeda-beda.
Dengan bertambah padatnya jumlah penduduk di planet bumi, semakin sempit pulalah lahan buat pemukiman dan pertanian. Selain lahan, mereka juga akan menumbuhkan berbagai sumber alam lainnya untuk menunjang kebutuhan hidupnya.

b.      Konsep Keseimbangan Dinamis
Yaitu dimana perkembangan populasi penduduk dapat dikontrol, terukur di samping dapat terpenuhi berbagai kebutuhan hidup yang menyangkut kebutuhan material maupun spiritual.

c.       Penyelenggaraan Pendidikan kesehatan
·         Pendidikan
Kurang lebih 50% anak – anak usia sekolah di pedesaan – pedesaan, negara – negara Afrika, Asia, Amerika Latin tidak dapat mengenyam kesempatan pendidikan formal, karena tekanan ekonomi dan kemiskinan.
·         Kesehatan
Dalam penelitian di lapangan ternyata 25% anak – anak di negara – negara berkembang menderita kekurang gizi, yang tidak ketahuan hanya 1% saja. Anak – anak dunia yang jelas –jelasketahuan menderita penyakit kurang gizi.

d.      Pengawetan Tanah dan Air
Menitik beratkan kepada usaha – usaha melestarikan hutan, antara lain: dengan system rotasi dan penghijauan, pekarangan, kebun, jalur hijau dan taman – taman di lingkungan.

e.       Peningkatan Produksi Pangan
f.       Faktor – faktor Dasar Kependudukan
Yang menjadi faktor perkembangan penduduk dengan berbagiakibatnya antara lain:
a)      Kelahiran yaitu besar kecilnya kelahiran disebut tingkat kelahiran.

Tingkat kelahiran  =


b)      Kematian
Besar kecilnya kematian disebut tingkat kematian.

Tingkat Kematian = 

g.      Migrasi / Perpindahan
Menurut lokasi dibagi menjadi dua yaitu :
a)  Perpindahan antar negara (emigrasi / imigrasi)
b)  Perpindahan antar pulau dalam suatu Negara (transmigrasi)
c)  Perpindahan dari desa ke kota (urbanisasi) sebab – sebab perpindahan antara lain karena alas an ekonomi, agama, politik dsb.

Tingkatan migrasi =  

h.      Perkembangan Penduduk
a)       Masalah – masalah kependidikan bagi Negara yang sedang berkembang.
ü  Rendahnya income perkapita
ü  Rendahnya tingkat pendidikan
ü  Penyebaran penduduk yang tidak merata
ü  Tempat tinggal yang belum memenuhi ukuran kehidupan yang layak
b)      Bagi Negara Maju
ü  Kurangnya TKM
ü  Rendahnya tingkat kelahiran dsb

i.        Kebijaksanaan Pemerintah Terhadap Masalah Kependudukan
Bagi negara – negara berkembang termasuk Indonesia melakukan berbagai program antara lain :
v  Program intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian
v  Program Industrialisasi
v  Program pendidikan kependudukan
v  Program KB
v  Program transmigrasi[3]
  2.3     Perkembangan Kebudayaan
            Manusia adalah mahluk berkebudayaan yaitu bahwa manusia adalah pencipta, pendukung dan pengembang kebudayaan dan bukan hanya seniman atau sastrawan yang membudaya, yang berkebudayaan tetapi semua masyarakat, semua negara pada hakikatnya adalah membudaya dan berkebudayaan. Dengan hasil kebudayaan ini, manusia kemudian mempunyai kehidupan, dan pola kehidupan ini pula dapatlah mempengaruhi cara berfikir dan gerak social.
Contoh:
Kehidupan umat islam di Jawa Tengah dengan Sumatra Barat berlainan sebab pola kehidupan mereka juga lain. Hal ini disebabkan adanya pengaruh kultur di daerah itu.
1.      Adapun unsur – unsur kebudayaan antara  lain:
a.       Cultur universal
Misal : mata pencaharian, agama dll.
b.      Cultur activities
Misal : perikanan, pertanian, islam dll.
c.       Traits complexes
Misal : irigasi, masa panen dll.
d.      Traits
Misal : bajak, sabit dll
e.       Items
Misal : mata bajak, tangkai bajak dll[4].

2.      Sifat Hakikat Kebudayaan
a.       Kebudayaan terwujud dan tersalurkan lewat perilaku manusia.
b.      Kebudayaan telah ada terlebih dahulu mendahului lahirnya suatu generasi tertentu dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan.
c.       Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan tingkah lakunya.
d.      Kebudayaan mencakup aturan – aturan yang berisikan kewajiban – kewajiban, tindakan – tindakn yang diterima dan ditolak, tindakan – tindakan yang di larang dan di izinkan[5].

3.      Fungsi Kebudayaan
Ø  Melindungi diri terhadap alam.
Ø  Mengatur hubungan antara manusia.
Ø  Sebagai wadah segenap perasaan manusia.

2.4  Hubungan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan
Masyarakat tidak dapat di pisahakan dari pada manusia karena hanya manusia saja yang hidup bermasyarakat yaitu hidup bersama – sama dengan manusia lain dan saling memandang sebagai penanggung kewajiban dan hak. Sebaliknya manusia tidak dapat dipisahkan dari masyarakat. Seorang manusia yang tidak pernah mengalami hidup bermasyarakat tidak dapat menunaikan bakat – bakat kemanusiaannya yaitu mencapai kebudayaan dengan kata lain dimana orang hidup bermasyarakat, pasti akan timbul kebudayaan.

Setiap kebudayaan adalah sebagai jalan atau arah di dalam bertindak dan berfikir, sehubungan dengan pengalaman – pengalaman yang fundamental dari sebab itulah kebudayaan itu tidak dapat di lepaskan dengan manusia dan masyarakat. Kemudian tanpa kebudayaan, manusia tidak bisa membentuk peradaban seperti apa yang kita punyai sekarang ini.


BAB III
PENUTUP

3.1              Kesimpulan
Penduduk adalah orang – orang yang mendiami suatu wilayah tertentu, menetap dalam suatu wilayah, tumbuh dan berkembang dalam wilayah tertentu pula.
            Masyarakat adalah sejumlah orang yang hidup dalam suatu daerah saling berhubungan dan terikat satu sama lain sehingga memiliki rasa solidaritas dan menghasilkan kebudayaan.
            Kebudayaan adalah hasil budi daya manusia, ada yang mendefinisikan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat.
            Hubungan masyarakat dan kebudayaan adalah dwi tunggal yang merupakan kebudayaan adalah hasil dari masyarakat. Kebudayaan bisa terlahir, tumbuh dan berkembang dalam suatu masyarakat yang tidak di dukung oleh kebudayaan. Jadi, hubungan antara masyarakat dan kebudayaan merupakan hubungan yang saling menentukan.

3.2   Saran
Kita sesama manusia harus saling menghormati satu dengan yang lain. Karena kita harus menyadari manusia adalah makhluk social yang tidak bisa hidup sendiri.












DAFTAR PUSTAKA

Wahyu, Ramandani. 2007.  Ilmu Sosial Dasar. Bandung: CV. Pustaka Setia

 Soekant, Soerjono. 2006.  Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Ahmadi, Abu. 2007. Ilmu Social Dasar. Jakarta: PT. Aneka Cipta

 Ahmadi, Abu. 2007.  Sosiologi Pendidikan. Jakarta : PT. Aneka Cipta



[1] Ramandani Wahyu, Ilmu Sosial Dasar, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2007), hlm. 107.

[2] Soerjono Soekant, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), hlm. 150.

[3] Abu ahmadi, ilmu social dasar (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm 69-71

[4] Abu Ahmadi, sosiologi pendidikan ,(Jakarta : PT. Aneka Cipta, 2007) hlm 62

[5] Soerjono Soekanto op.cit: hlm 160

Tidak ada komentar:

Posting Komentar